Mahendra Ega Higuitta
Nasihat Ibu Menghadirkan Inspirasi Dan Keberkahan Dalam Bisnis
Nama saya Mahendra Ega Higuitta. Saya alumnus dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), jurusan Teknik Fisika. Saat ini saya menjalani usaha yang dirintis sejak saya menjadi mahasiswa.
Pada tahun kedua menjalani usaha, saya mendapatkan beasiswa KSE. Manfaat yang saya peroleh dari beasiswa tersebut salah satunya bantuan finansial setiap bulan untuk kebutuhan pribadi. Teman- teman pasti pernah merasakan perjuangan ketika merintis usaha, seperti harus berhemat dan tidak bisa langsung membagi (menerima) hasil. Saya bisa lebih fokus menjalani dan mengembangkan usaha tanpa harus memikirkan mengambil keuntungan di awal. Sehingga, keuntungankeuntungan tersebut terkumpul lebih banyak dan saya gunakan untuk investasi seperti ekspansi toko baru.
Usaha yang saya rintis sejak mahasiswa tersebut bergerak di bidang kuliner olahan jamur dengan merek “Sego Njamoer”. Sego Njamoer merupakan istilah dalam bahasa Jawa yaitu “nasi jamur”. Selain karena unik, merek “Sego Njamoer” ini memiliki alasan historis. Ibu saya sering mengingatkan saya agar tidak telat makan.
Pada waktu itu hanya ada roti-rotian sebagai makanan penunda lapar. Namun, kebiasaan orang Indonesia kalau belum makan nasi artinya belum makan. Akhirnya, saya terinspirasi membuat makanan berbentuk onigiri, tetapi diisi dengan jamur agar harganya lebih terjangkau dan tetap memenuhi gizi.
Tidak hanya memproduksi onigiri, namun dalam bentuk makanan ringan, seperti cireng jamur, sosis jamur, siomay jamur. Selain itu, ada dalam bentuk menu utama, yaitu geprek jamur, dan milk bop beef slice.
Sego Njamoer” merupakan usaha pertama saya. Pada awalnya, saya masih bingung merintis usaha yang baik. Saya hanya bertanya dan berkonsultasi ke dosen-dosen. Namun, pada tahun kedua menjalankan usaha (ketika itu saya juga sebagai penerima beasiswa KSE), saya mendapatkan banyak kenalan teman-teman di KSE.
Mas Faisol mengajari saya membuat produk agar lebih bagus, dan cara supaya bisa menata bisnis lebih baik. Bahkan, ketika masa pandemi Covid-19 yang lalu saya juga diajari Mas Faisol tentang digital marketing.
Melalui saran dan masukan Mas Faisol, saya berinovasi dari produk yang dijual secara offline menjadi produk yang bisa dijual online, yaitu dalam bentuk frozen food. Saya sangat berterima kasih kepada Mas Faisol atas ilmu dan ide-idenya. Sebab, ketika pandemi itu saya sempat mengalami penurunan penjualan dan omzet secara drastis. Namun, melalui inovasi frozen food bisa mengembalikan keadaan dan meningkatkan penjualan sampai tiga puluh kali lipat. Alhamdulillah, saya bisa bertahan di masa pandemi dan kembali merintis usaha tersebut dengan satu toko. Seiring berjalannya waktu, saya mulai membuka toko kedua dan ketiga yang masih berada di area sekitaran kampus. Setelah itu, saya memberanikan diri untuk membuka toko lebih banyak lagi di luar kampus seperti di mal dan tempat-tempat strategis lainnya. Alhamdulillah, saat ini sudah tersebar 40 toko di beberapa kota seperti Surabaya, Mojokerto, Gresik, Ponorogo, dan Samarinda.
Saya sangat bersyukur telah merintis usaha hingga sejauh ini dan tak lepas juga dari peran beasiswa KSE yang membuat saya bertemu dengan orang-orang yang memberi pelajaran penting bagi saya. Saya merasakan manfaat yang besar dari kekuatan networking.
Usaha yang saya rintis sejak menjadi mahasiswa dan dibersamai oleh KSE ini sudah berdiri selama 13 tahun. Kini saya memiliki karyawan berjumlah lebih dari 60 orang.
Saya berharap usaha saya terus berlanjut dan semakin sukses serta dapat memberikan manfaat ekonomi baik secara tidak langsung maupun secara langsung kepada masyarakat.