Simfoni Ilmu Kesehatan dan Karir 

Sebuah Kisah yang dimulai dari sebuah kampus terkenal di Indonesia, Universitas Padjadjaran (UNPAD). Deya menemukan panggilan hatinya di dunia keperawatan. Meskipun awalnya bermimpi menjadi seorang dokter, takdir membawanya menjelajahi jalan yang tak terduga namun penuh makna. 

Deya selalu memiliki hasrat yang mendalam untuk membantu orang lain dan dunia kesehatan adalah panggilan hatinya. Deya menyukai profesi keperawatan karena perawat adalah profesi garda terdepan untuk pelayanan kesehatan.  Pada suatu pagi, di tengah ramainya kampus Universitas Padjadjaran (UNPAD), Deya duduk di ruang perpustakaan dan terselip di antara tumpukkan buku-buku tebal tentang keperawatan komunitas. Sudah beberapa minggu sejak ia mengirimkan aplikasi untuk beasiswa Karya Salemba Empat (KSE), sebuah peluang yang tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga dianggapnya sebagai pengakuan atas dedikasinya dalam bidang kesehatan. 

Suatu hal yang tiba-tiba membuat hatinya berdebar saat ia membuka pesan tersebut, membaca dengan cepat setiap kata yang ditulis. "Selamat bahwa Anda telah dipilih sebagai salah satu penerima beasiswa Karya Salemba Empat untuk tahun ini" pada saat itu. Deya hampir tidak percaya pada apa yang ia baca. Matanya berkaca-kaca menunjukan kebahagiaan saat menutup pesan email dari komputer perpustakaan sembari membereskan buku-buku yang tersebar di mejanya. 

Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) bukan hanya sekadar bantuan finansial bagi Deya melainkan sebuah peluang besar yang membuka pintu untuk pengembangan diri secara menyeluruh. Dengan berbagai program pengembangan yang ditawarkannya seperti workshop, seminar, dan pelatihan khusus KSE memungkinkan Deya untuk tidak hanya meningkatkan keterampilan akademisnya, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan networking yang luas. 

Dalam perjalanannya sebagai penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) di Universitas Padjadjaran (UNPAD), Deya tidak hanya menerima, tetapi juga memberikan kembali kepada komunitas melalui berbagai inisiatif yang bermanfaat. Salah satu kontribusi berharga yang Deya dan sesama penerima beasiswa KSE lakukan adalah melalui program bimbingan belajar (bimbel) gratis yang dikenal dengan nama Rujak (Rumah Jatinangor Kita). Rujak adalah sekretariat yang berfungsi sebagai basis kegiatan bagi penerima beasiswa KSE di UNPAD. 

Bagi Deya, berpartisipasi dalam Rujak adalah sebuah kesempatan untuk mengimplementasikan nilai-nilai solidaritas dan kontribusi sosial yang telah ditanamkan oleh pengalaman hidupnya. Dengan komitmen yang teguh untuk memberikan dampak positif dalam komunitasnya.  Dengan rendah hati, Deya mengucapkan terima kasih kepada Karya Salemba Empat atas bantuan dan dukungannya selama perjalanan akademisnya .

Tantangan di Negeri Orang 

Setelah menyelesaikan kuliah di UNPAD, Deya memulai karirnya di bidang bisnis kesehatan sebagai Product Specialist di IDS Medical Systems (idsMED). Perusahaan ini merupakan salah satu penyedia solusi peralatan, pasokan, dan layanan medis terintegrasi terbesar di Asia, 

Bekerja di lingkungan perusahaan besar seperti idsMED, yang memiliki cakupan yang luas dalam industri kesehatan, memberikan Deya banyak kesempatan untuk memperluas jaringan dan meningkatkan wawasan profesionalnya. Dorongan untuk terus meningkatkan pengetahuannya membawa Deya mengambil langkah besar dengan mengajukan proposal tesis dalam keperawatan komunitas untuk mendapatkan beasiswa S2 di Prince of Songkla University, Thailand. Di negara yang berbeda budaya itu, Deya mengeksplorasi ilmu pengetahuan keperawatan secara lebih dalam. Perjalanan kuliah keperawatan Deya penuh dengan rintangan. Awalnya, masuk Universitas Padjadjaran (Unpad) saja sulit karena bukan pilihan pertama. Akan tetapi, setelah mendapat beasiswa, saya termotivasi untuk terus belajar dan mencapai S2 di Thailand, saya mengalami kendala bahasa dan regulasi yang membuat saya tidak bisa langsung berpraktek dengan pasien. Selain itu, Deya juga bergabung dalam Peneliti Junior dikampusnya. Sebagai Peneliti Junior di Sekolah Pascasarjana Universitas Prince of Songkla, Deya mendedikasikan waktu untuk mempelajari bidang Cedera Otak Trauma (TBI) .

Penelitian Deya tidak hanya sekadar angka dan data. Ia adalah perjalanan ke dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan harapan, sebuah usaha untuk memahami dan mengatasi hambatan yang dihadapi para penyintas TBI saat mereka mencoba kembali menyatu dengan masyarakat. Dalam studinya, Deya tidak berhenti hanya pada teori. Ia terjun ke dalam studi kasus mendalam, mengamati setiap detail pengalaman dan tantangan unik yang dihadapi setiap pasien TBI. Dari setiap cerita, ia mencari wawasan yang dapat mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan dan hasil akhir. 

Di dalam setiap langkah penelitian ini, Deya menemukan kekuatan dan inspirasi. Ia tahu bahwa setiap penemuan sekecil apa pun dapat membawa cahaya baru bagi mereka yang terperangkap dalam kegelapan trauma. Melalui upaya penelitian, Deya dapat memperluas pengetahuan tentang Cedera Otak Traumatis, menawarkan wawasan berharga yang dapat menjadi masukan bagi penelitian masa depan, praktik klinis, dan keputusan kebijakan untuk meningkatkan kehidupan para penyintas TBI dan keluarga mereka. 


Kembali ke Tanah Air 

Deya kembali ke Indonesia pada tahun 2017. Selama hampir dua bulan di UNPAD, Deya menerima informasi ada kampus swasta Universitas Bakti Kencana yang membutuhkan dosen lulusan luar negeri. Deya memenuhi kriteria tersebut dan memutuskan untuk mengabdikan diri sebagai dosen di Universitas Bhakti Kencana selama hampir dua tahun. 

Sebagai seorang pendidik yang penuh dedikasi, Deya berkomitmen untuk memberikan pengalaman pendidikan yang mendalam kepada para mahasiswanya. Ia aktif dalam mempersiapkan serta menyampaikan berbagai bentuk pembelajaran, termasuk ceramah, tutorial, lokakarya, dan seminar. Dengan membenamkan diri dalam pengajaran dan penelitian ini, Deya dapat memberikan pengalaman pendidikan yang mendalam dan menyeluruh kepada mahasiswanya.  Di tengah sorotan lampu yang lembut dari luar jendela kamarnya yang luas, Deya duduk termenung memandang selembar kertas di hadapannya dengan tatapan penuh tekad. Perjalanan panjangnya dari Thailand kembali ke Indonesia menghadirkan tantangan yang baru, seperti bekerja menjadi dosen dan membagikan ilmunya membuat pikiran Deya tertantang dan menguatkan tekadnya untuk menyatukan ilmu keperawatan dengan manajemen. 

Deya semakin sadar akan kebutuhan akan pengetahuan bisnis yang mendalam. Itulah yang mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, ke Institut Teknologi Bandung (ITB) .Deya kembali ke bangku kuliah di ITB jurusan Business Administration. Deya merasa bahwa belajar dari Youtube dan Linkedin tidak cukup baginya. Ia ingin merasakan pengalaman belajar langsung dari para pakar di ITB. Di mata Deya, pendidikan tidak hanya sekadar proses mendapatkan gelar. Ia melihatnya sebagai perjalanan panjang untuk terus mengembangkan diri, menginspirasi, dan memberi pengaruh positif kepada mereka di sekitarnya. 

Menyeimbangkan Dua Dunia 

Deya dihadapkan pada dua pilihan karir: perawat atau business manager. Pertimbangan utama Deya adalah penghasilan yang lebih banyak untuk menjadi tulang punggung keluarga. Deya juga tertarik dengan dunia kesehatan dan ingin mendapatkan informasi terbaru tentang teknologi kesehatan. Deya pernah menjalani penelitian selama 6 bulan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), mendapatkan motivasi baru. Pengalamannya di klinik tersebut memperlihatkan bagaimana ilmu yang dipelajarinya di kelas dapat diterapkan secara langsung. 

Dia memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan rekan kerjanya tentang kesulitan yang dihadapinya, baik kepada atasannya maupun teman-temannya. Berkat komunikasi yang terbuka, Deya mendapatkan solusi dan saran yang membantunya untuk lebih memahami budaya kerja dan meningkatkan kemampuannya dalam mengatur waktu. Bekerja di distributor alat kesehatan, Master Keperawatan Komunitas di Thailand menjadikan Deya matang dalam mengimplementasikan ilmu, budaya kerja, time management di perusahaan. Hal ini terbukti dengan perjalanan Deya dari tahun 2017-2022 bekerja di GE healthcare yang merupakan perusahaan besar asal Amerika.  Selain itu, Deya berhasil mengimplementasikan strategi segmentasi pelanggan yang sukses, yang mendukung kampanye pemasaran yang ditargetkan dan menghasilkan pengakuan sebagai pemimpin dengan kinerja terbaik dan budaya kepemimpinan yang kuat pada tahun 2022. 

Simfoni Jembatan Ilmu dan Karir 

Pada tahun 2024, tepatnya di bulan Februari, Deya berdiri di depan Gedung Arkadia Office Park, sembari memandangi logo perusahaannya yang ada di sana. Sejak bergabung sebagai Business Manager, hidupnya penuh dengan dinamika dan tantangan baru. 

Deya melangkah masuk, ruangan besar dengan meja rapat dan kursi-kursi kulit menyambutnya. Di depan layar besar,  presentasi tentang strategi bisnis baru siap ditampilkan. Dia menatap wajah-wajah serius di sekeliling meja, tahu bahwa setiap kata yang akan diucapkannya harus tepat dan meyakinkan. 

"Saya suka pendekatan yang kamu usulkan untuk efisiensi operasional," kata salah satu pimpinan setelah presentasi selesai. "Tapi bagaimana dengan risiko yang mungkin muncul?" "Kami sudah memperhitungkan berbagai risiko dan menyiapkan beberapa mitigasi. Salah satunya adalah pelatihan intensif untuk tim produksi," jawab Deya dengan tegas. Direktur keuangan mengangguk, terlihat puas dengan jawaban tersebut. 

Di tengah dinamika industri kesehatan yang terus berkembang, Deya menghadapi tantangan yang mendorongnya untuk selalu berinovasi dan beradaptasi. Keahlian dalam memadukan pengetahuan kesehatan dengan strategi bisnis membuat Deya menjadi aset berharga bagi Siemens Healthineers. Karir Deya di Siemens Healthineers tidak hanya mencerminkan pencapaian individu yang gemilang, tetapi juga semangat untuk terus meningkatkan standar dan kualitas layanan kesehatan melalui inovasi dan kepemimpinan yang visioner. 



Di tengah tantangan dan dinamika industri kesehatan yang selalu berubah, Deya mampu menyusun strategi yang adaptif dan inovatif, menggabungkan wawasan klinis dengan pengetahuan bisnis untuk menghasilkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan. Sepanjang karirnya, Deya telah mengasah keterampilan dalam strategi bisnis, pengembangan bisnis, manajemen penjualan dan pemasaran, peningkatan proses, dan kolaborasi. Setiap langkah dalam perjalanan karir Deya diwarnai dengan dedikasi dan semangat untuk belajar dan berkembang. Dari menjadi seorang perawat, mendalami ilmu manajemen bisnis, hingga menjadi manajer di Siemens Healthineers. 

Rasa Ingin Tahu Membuka Cakrawala 

Deya memiliki rasa ingin tahu yang kuat, selalu memiliki segudang pertanyaan dalam benaknya. Seperti cerita di suatu hari, Deya mendengar tentang Beasiswa Karya Salemba Empat. Rasa ingin tahunnya membawanya untuk mencari tahu lebih banyak tentang beasiswa tersebut. Kegigihan Deya dalam bertanya membuahkan hasil yang luar biasa. Dia berhasil mendapatkan Beasiswa Karya Salemba Empat dan bahkan mendapatkan kesempatan untuk belajar di Thailand. Kegigihannya dalam mencari tahu membawa hasil gemilang. Tak hanya itu, Deya juga berhasil mendapatkan pekerjaan yang dia impikan, semua berkat informasi yang dia dapatkan dari orang-orang yang dia tanyai. Perjalanan Deya adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan semangat yang tidak pernah padam, seseorang dapat meraih cita-cita dan membawa perubahan positif. 

Epilog Inspirasi Kehidupan Deya 

Deya memberikan pesan kepada generasi muda yang ingin mengikuti jejaknya untuk tetap semangat berkarya dan tidak ragu untuk mengekspresikan diri. Dalam perjalanan mencapai impian, kebingungan adalah hal yang wajar dan Deya menegaskan pentingnya untuk tidak malu bertanya kepada siapapun. Dengan kata-kata ini, Deya ingin mendorong para generasi muda untuk memiliki keyakinan pada diri sendiri, berani mengambil risiko, dan terus mengasah potensi mereka. Pesannya adalah pentingnya ketekunan, belajar dari setiap pengalaman, dan tidak pernah berhenti untuk tumbuh dan berkembang dalam perjalanan mencapai impian mereka